Artikel
RUBUBIYAH ALLAH SWT DI ALAM SEMESTA

RUBUBIYAH ALLAH SWT DI ALAM SEMESTA

Rububiyah Allah SWT di Alam Semesta

Oleh : Ust. Richie Fajar, Lc, M.H.I.

Pengertian tauhid rububiyah

Tauhid rububiyah yaitu mengesakan Allah Subhanahu Wata’ala dengan segala perbuatanya ataupun pengakuan ataupun penetapan bahwasanya Allah SWT adalah satu satunya rabb segala sesuatu dan pemilik-Nya, sebagaimana firman Allah SWT:

إنّ ربكم الله الذي خلق السموات والأرض في ستة أياّم ثم استوى على العرش يغشي الليل النهار يطلبه حثيثا والشمس والقمر والنجوم مسخرات بأمره الا له الخلق والأمر تبارك الله رب العالمين (الأعراف:54)

“sesungguhnya tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu dia bersemayam diatas ‘arsy, dia menutupkan malam kepada siang yang mengiukutinya dengan cepat, dan diciptaknya pula matahari, bulan dan bintang bintang masing masing tunduk kepada perintahnya, ingatlah menciptkan dan memerintah hanyalah hak allah maha suci Allah tuhan semesta alam”.

Bahkan orang musrik pun mengakui rububiyahnya Allah SWT sebagaimana dalam firman Allah SWT:

قل من رب السموات السبع ورب العرش العظيم. سيقولون لله، قل أفلا تتقون. قل من بيده ملكوت كل شيء وهو يجير ولا يجار عليه إن كنتم تعلمون. سيقولون لله ، قل فأنى تسحرون (المؤمنون:86-89).

“katakanlah, siapakah empunya langit yang tujuh dan empunya langit yang besar? Mereka akan menjawab kepunyaan Allah, katakanlah apakah kamu tidak bertaqwa?katakanlah siapa ditanganya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang dia melindungi tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari adzabnya jika kamu mengetahui? Mereka akan menjawab:kepunyaan allah katakanlah kalau demikian maka dari jalan manakah kamu ditipu? Sebenarnya kami telah membawa kebenaran kepada mereka dan sesungguhnya mereka benar benar orang yang berdusta.

 

Begitu juga Allah SWT juga menetapkan rububiyahnya terhadap seluruh ciptaanya:

الحمد لله رب العلمين

“segala puji bagi Allah tuhan semesta alam”.

 

Kemudian rububiyah allah terhadap mahluqnya terbagi menjadi 2 macam:

Pertama, rububiyah ‘aamah (umum), yaitu untuk seluruh manusia baik mereka yang kafir maupun yang mu’min yang berupa penciptaanya, rezekinya, hidayahnya untuk kemaslahatan mereka umat manusia di dunia.

Kedua, rububiyah khosoh (khusus), yaitu penjagaanya terhadap para auliyaul mu’minin dengan cara menjaga keimanan mereka dan menyempurnakanya.

Kemudian realita yang ada sikap manusia terhadap tauhid rububiyah terbagi menjadi beberapa kelompok yaitu:

1. Mereka yang mengakui tauhid ini secara dzohir dan bathin, dan ini pengakuan kebanyakan manusia

2. Mereka yang mengakui tauhid ini secara bathin tapi mengingkarinya secara dzohir seperti fir’aun, kaum dahriyah, dan atheis

3. Mereka yang mengakui tauhid ini namun mensekutukanya seperti kaum nahoro , majusi, dan qodari

4. Mereka yang mengingkari tauhid rububiyah dan mengatakan bahwa alam ini tercipta dengan sendirinya seperti kaum thoba’iy, dan allah berfirman menanggapi golongan ke empat ini dengan firmanya:

وقالو ما هي إلا حياتنا الدنيا نموت ونحيا وما يهلكنا إلاّ الدهروما لهم بذلك من علم إن هم إلاّ يظنّون (الجاثية: 24) .

“dan mereka berkata: kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan didunia saja, kita mati dan kita hidup, dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa, dn mereka sekali kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga duga saja”.

 

Dan Allah SWT juga berfirman:

أم خلقوا من غير شيء أم هم الخالقون (الطور:35).

“apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)”?

 

Tabi’at dan fitroh alam semesta

          Sesungguhnya fitrah alam semesta ini tunduk dan patuh terhadap kekuasaan Allah SWT, yang artinya alam semesta pun mengakui allah subhanahu wa ta’ala sebagai satu satunya robb atau penciptanya.

firman Allah SWT:

 

ولله يسجد ما في السموات وما في الأرض من دآبة والملآئكة وهم لا يستكبرون ( النحل:49)

“dan kepada Allah SWT sajalah bersujud segala apa yang berada dilangit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para malaikat,sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri”.

 

 

Kemudian firman Allah SWT:

 

تسبح له السموات السبع والأرض ومن فيهنّ وإن من شيء إلاّ يسبّح بحمده ولكن لا تفقهون تسبيحهم (الإسراء:44).

“langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada allah, dan tidak ada satupun melainkan bertasbih dengan memujinya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka…”

Allah SWT juga berfirman:

 

أفغير دين الله يبغون وله أسلم من في السموات والأرض طوعا وكرها إليه يرجعون (العمران:83).

“ maka apakah mereka mencari agama allah yang lain dari agama allah yang lain, padahala kepadanya lah berserah diri segala apa yang dilangit dan dibumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada allah lah mereka dikembalikan”.

 

Kesyirikan dalam rububiyah dan bala’

Dalam pembagian sikap manusia terhadap rububiyahnya Allah SWT telah kita jelaskan sebelumnya terdapat golongan yang mengakui tauhid ini namun mensekutukanya seperti kaum nahoro , majusi, dan qodari.

kaum qodari disebut menyekutukan Allah SWT karena mereka memandang bahwa manusia menciptakan perbuatan dan akal nya sendiri dan bukanlah Allah SWT yang menciptakanya sehingga mereka disebut pencipta.

Sedangkan kaum majusi mereka disebut menyekutukan Allah SWT karena mengatakan bahwa ilah itu ada dua, ilahun nur dan ilahud dzulmah[1].

Adapun kaum nashoro mereka disebut menyekutukan allah karena mengatakan ilah terbagi menjadi 3 yaitu tuhan bapak, tuhan anak dan ruhul qudus.

Jika kita jeli dalam kehidupan ini berarti allah subhanahu wa ta’ala sebagai sang kholiq akan murka jika ada mahluqnya yang mensekutukanya dan syirik adalah merupakan dosa besar, dan dosa adalah salah satu sebab turunya musibah, allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وما أصابكم من مصيبة فبما كسبت أيديكم… (الشورى:30)

“ dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri…”

Ibnu rojab al hambali mengatakan:” tidaklah disandarkan suatu kejelekan (kerusakan) melainkan pada dosa, kerena semua musibah itu semua disebabkan karena dosa[2].

Ibnu qoyyim al jauziyah mengatakan:” diantara akibat dari berbuat dosa adalah menghilangkan nikmat dan akibat dosa adalah mendatangkan bencana atau musibah oleh karena itu hilangnya suatu nikmat dari seorang hamba adalah karena dosa begitu pula datangnya berbagai musibah juga disebabkan karena dosa [3]

Kemudian kalo kita melihat fenomena bencana alam yang ada baik itu banjir, longsor, gempa, atapun selainya maka bisa jadi bencana tersebut akibat perbuatan atau dosa manusia sebagaimana ayat diatas, maka selayaknya kita merenungkan dosa apa yang telah diperbuat karena syirik yang termasuk dosa besar ada dua macam syirik kecil dan syirik besar ataupun dosa yang berasal dari kemaksiatan yang telah diperbuat dan ini terbukti nyata didalam kisah ummat ummat terdahulu sebagaimana firman Allah SWT:

فكلا أخذنا بذنبه فمنهم من أرسلنا عليه حاصبا ومنهم من أخذته الصيحة ومنهم من خسفنا به الأرض ومنهم من أغرقنا وما كان الله ليظلمهم ولكن كانوا أنفسهم يظلمون (العنكبوت: 40).

“ maka masing masing mereka itu kami siksa disebabkan dosanya, maka diantara mereka ada yang kami timpakan kepadanya hujan batu krikil dan diantara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur( halilintar), dan diantara mereka ada yang kami benamkan kedalam bumi dan diantara mereka ada yang kami tenggelamkan dan allah sekali kali tidak hendak menganiaya mereka akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri”.

Adapun fir’aun yang termasuk kelompok kaum kedua yaitu mereka yang mengakui tauhid rububiyah ini secara bathin tapi mengingkarinya secara dzohir dengan sombong dan mengatakan, sebagaimana firman Allah SWT:

فقال أنا ربكم الأعلى (النازعات:24)

“ fir’aun berkata:” aku adalah robb kalian yang paling tinggi”.

Dan apa balasan yang fir’aun dapatkan akibat dari dosanya? Allah SWT binasakan dan tenggelamkan dia beserta pengikutnya sebagaimana firman Allah SWT:

كذأب ءال فرعون والذين من قبلهم كذبوا بأيت ربهم فأهلكناهم بذنوبهم وأغرقنا ءال فرعون وكل كانوا ظلمين (الأنفال:54)

“keadaan mereka serupa dengan keadaan fir’aun dan pengikut pengikutnya serta orang orang yang sebelumnya mereka mendustakan ayat ayat rabb nya maka kami membinasakan mereka disebabkan dosa dosanya dan kami tenggelmkan fir’aun dan pengikut pengikutnya dan kesemuanya adalah orang orang yang dzolim”.

Kemudian amalan atau hal apa saja supaya terhindar dari musibah? Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Kembali memurnikan aqidah baik rububiyah, uluhiyah maupun asma’ dan sifat allah, karena dengan memurnikan aqidah berrati kita telah menunaikan hak Allah SWT, sebagai mana sabda nabi:

“ hak allah atas hamba adalah mereka beribadah kepadanya semata dan tidak mempersekutukanya dengan sesuatu apapun”.(Muttafaqun ‘alaih)

2. Amar ma’ruf nahi mungkar, karena dengan menasehati kebaikan dan melarang kemungkaran akan menyelamatkan kita dari adzab atau bencana allah ta’ala berfirman tentang kisah bani israil:

فلما نسوا ما ذكروا به أنجينا الذين ينهون عن السوء وأخذنا الذين ظلموا بعذاب بئيس بما كانوا يفسقون (الأعراف:165)

“maka tatkala mereka melupakan apa yang telah diperingatkan kepada mereka kami selamatkan orang orang yang melarang dari perbuatan jahat dan kami timpakan kepada orang orang dzalim siksaan yang keras disebabkan mereka selalu berbuat fasik”.

3. Banyak beristighfar dan bertaubat , dengan memperbanyak istighfar dan memohon ampun kepada Allah SWT niscaya kita akan terselamtkan dari bencana atau musibah Allah SWT berfirman:

وما كان الله ليعذبهم وأنت فيهم وما كان الله معذّبهم وهم يستغفرون (الأنفال:33)

“dan allah sekali kali tidak akan mengadzab mereka sedang kamu berada diantara mereka, dan tidaklah pula allah akan mengadzab mereka sedang mereka meminta ampun (bertaubat).

4. Perbanyak bersedekah, karena dengan bersedekah bisa menolak siksa dan bencana, rasul salallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إتقوا النار ولو بشق تمرة …

“hindarkan diri kalian dari siksa api neraka meskipun dengan separuh buah kurma…” (muttafaqun ‘alaih).

5.Bersyukur atas nikmat dan dilarang kufur, dengan bersyukur maka allah akan menambah nikmat namun jika kita kufur maka allah akan memberi adzab, Allah SWT berfirman:

وإن تأذن ربكم لئن شكرتم لأزيدنكم ولئن كفرتم إنّ عذابي لشديد (إبراهيم :7)

“ dan ingatlah juga tatkala tuhanmu memaklumnkan, sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmatku maka sesungguhnya adzabku sangat pedih.

Kesimpulan dari pembahasan ini adalah sebagai seorang muslim kita wajib memurnikan tauhid rububiyah kita yang diiringi dengan tauhid uluhiyah dan asma’ wa shifat. dan semoga dengan memurnikannya kita akan terhindar dari siksa dan bencana.

 

[1] Al milal wa nihal 1 hal 243-245

[2] .lathoif ma’arif :75

[3] Al jawabul kaafi :87

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *