Ibarat burung sayap-sayap telah siap dikepak-kan untuk mengitari cakrawala. Namun, perlu diingat bahwa sayapmu adalah bulu pertama yang masih rentan dan perlu kau dewasakan agar kau menjadi generasi yang tangguh siap menghadapi segala tantangan.

Kini hari penantian itu tiba, hari yang di tunggu-tunggu hadir lebih awal tidak sesuai rencana, ini semua bagian dari rukun iman yang ke 6 yang wajib kita imani bahwa qodho’ dan qodar menjadi ketetapanNya.

Tak mudah untuk meraih predikat wisudawan dan wisudawati. Sebuah penantian panjang syarat pengorbanan, sebagaian kawan harus menempuhnya 4 tahun dan sebagaian lain harus menempuh sampai 6 tahun, dan tak sedikit kawan terpaksa putus di tengah jalan dengan berbagai macam alasan, hingga tak dapat bersama lagi untuk sama sama diwisuda.

Hari bahagia itu diselimuti rasa yang haru, bahkan keharuan itu lebih mendalam tidak seperti hari wisuda tahun lalu, pasalnya kebahagiaan yang sedianya di saksikan kedua orang tua terpaksa harus di lalui tanpa keduanya, disebabkan merebaknya COVID 19 yang tersebar di seantero Dunia.

Didampingi para wali kelas dan wali kamar, bersama beberapa pimpinan pesantren dan para asatidz yang menjadi panitia, sementara asatidz yang lain tak dapat menyaksikan hari bahagia santri Niha’i melalui hari wisudanya. semua dilakukan demi kebaikan bersama.

Hari ini merupakan akhir perjumpaan dengan para asatidz dalam rangka menimba ilmu, tak ada lagi proses menimba ilmu di ruang kelas, masjid, kamar, dan asrama pesantren seperti hari-hari yang lalu. Status santri Pon Pes Islam Al Mukmin Ngruki hari ini berubah menjadi alumni, perubahan itu diakhiri dengan kalimat “Khutbatul Wada'” di ruang Darul Hikmah komplek madrasah santri Putra pada hari Rabu 8 Sya’ban 1441 H/ 1 April 2020 M.

Selamat berjuang angkatan 42 angkatan tangguh COVID 19 untuk menda’wahkan Islam dan menjadi penangkal Virus kejahilan.

[FKN]